terbitkan pohon lebat merimbun,
Biar katik banir tersorok,
Harum mewangi hasil menimbun.
Indah sungguh kuntuman bunga,
bila si pohon lebar senyumnya.
Biarpun hiba hiba di dalam dada,
mengenang tuan tak kunjung tiba.
Raut wajah pohon itu,
mulai sugul.
Hatinya nan luluh derita,
manik-manik mutiara tumpah basah.
Tinta naluri memujuk rawannya,
pergi tuan tiada tanda.
Unggas, burung, teman dunia,
masa tangis tiada sudahnya,
unggas, burung, menutur kata.
Buat pengubat rajuk di dada.
Moga pohon terima adanya,
hakikat azali janjia Si Dia.
1 ulasan:
Ana cecomel!!
Catat Ulasan